Dulu, ketika masih kecil, aku menemukan bunga rumput berwarna putih. kecil, bulat, terdiri atas tangkai2 bunga disekelilingnya. aku senang saat menemukannya, dan biasanya langsung kutiup. tanpa tahu namanya apa.
menyenangkan rasanya melihat serpihan2 tangkai bunganya beterbangan ditiup angin. semakin ke atas… terbang diterpa angin… dan aku tersenyum.
niup dandelion
padahal namanya dandelion. hehehe… aku baru tahu pas baca komik imadoki, dimana si Kugyou Kouki yang senang menanam bunga ketemu sama Yamazaki Tanpopo (komik karya komikus fave, Yuu Watase ). kata-kata kouki buat Tanpopo (bahasa lain dandelion) itu kira-kira gini:
“Kau tahu bahasa bunga Tanpopo ? Artinya.. berpisah sampai saat bertemu lagi. Pasti.. Suatu saat nanti saat kita telah dewasa.. aku akan menyusulmu.”
Tanpopo (Imadoki)
Komik Imadoki Full
Penasaran, aku blogging gambar2 bunganya. aku cari filosofinya. juga komik imadoki yang ngasih tau aku pertama kali nama bunga ini. ya, yang aku tau ini bunga liar, yang bisa tumbuh dimana saja. yang terbang tertiup angin.
Ada beberapa filosofi, atau aku nyebut ini puisi (galau) yang aku sertakan link-nya. mewakili banget. hehehe…
dandelion tidak tumbuh sebagai bunga hias yang biasa berada dalam taman – taman kota yang menunjukan keindahannya kepada setiap orang, berbeda dengan dandelion yang hidup dan tumbuh di sekeliling ilalang yang jauh dari orang dan ilalang itu yang senantiasa menyembunyikannya dalam rerumputan , tetapi keindahannya tak akan pernah tertutupi sekalipun ilalang telah menjadi bunga matahari.Dandelion tak akan mampu melawan angin yang akan terus berhembus menerbangkannya dan merubahnya menjadi suatu batang yang tegak. Tidak ada yang tau kemana angin akan membawa kelopak dandelion itu hanya kelopak dan anin yang tau kemana akan membawanya, tetapi suatu saat dandelion akan umbuh kembali seperti bunga yang cantik meskipun setiap kali angin akan menggugurkannya dan ilalang menyembunyikannya dalam senja. (source)
dandelion senja
ada juga ini:
Bunga dandelion ini tumbuh di tempat yang ga terduga. Kemana angin ngebawa dia, itulah tempat dia tumbuh. Setelah tumbuh, tiba waktunya untuk mekar, ia merekahkan semua bunganya sehingga orang orang dapat melihat bahwa ia sedang berbunga bunga. Saat masa hidupnya selesai ia pun dapat menerbangkan semua bunganya, terasa begitu indah dan menenangkan. Membawa suasana nyaman bagi semua orang disekitarnya.
Setiap hembusan angin dapat menerbangkan semuanya perlahan, semuanya tetap terlihat menarik dan mempesona walaupun si bunga pergi satu persatu. Dan dandelion pun tak berbunga lagi. Ia menunggu, untuk dapat merekah lagi, ataupun mati.(source)
dandelion
sekarang,… aku inget aa. setiap kebaikannya, setiap penyesalan yang aku rasain aku inget aa. rasanya pengen balik lagi ke masa lalu. dan menikmati setiap kebersamaan keluarga. tapi coba apa hubungannya sama filosofi dandelion? hahaha…
yang jelas, aku ingin melepas penat sejenak. duduk-duduk di padang ilalang, tiduran di bawah pohon, lalu meniup dandelion. tenang rasanya… mungkin nanti, di sana, baru bisa terwujud. kalo amalanku bagus…
itu saja. jadi ngga ada kesimpulannya. hahaha
menyenangkan rasanya melihat serpihan2 tangkai bunganya beterbangan ditiup angin. semakin ke atas… terbang diterpa angin… dan aku tersenyum.
niup dandelion
padahal namanya dandelion. hehehe… aku baru tahu pas baca komik imadoki, dimana si Kugyou Kouki yang senang menanam bunga ketemu sama Yamazaki Tanpopo (komik karya komikus fave, Yuu Watase ). kata-kata kouki buat Tanpopo (bahasa lain dandelion) itu kira-kira gini:
“Kau tahu bahasa bunga Tanpopo ? Artinya.. berpisah sampai saat bertemu lagi. Pasti.. Suatu saat nanti saat kita telah dewasa.. aku akan menyusulmu.”
Tanpopo (Imadoki)
Komik Imadoki Full
Penasaran, aku blogging gambar2 bunganya. aku cari filosofinya. juga komik imadoki yang ngasih tau aku pertama kali nama bunga ini. ya, yang aku tau ini bunga liar, yang bisa tumbuh dimana saja. yang terbang tertiup angin.
Ada beberapa filosofi, atau aku nyebut ini puisi (galau) yang aku sertakan link-nya. mewakili banget. hehehe…
dandelion tidak tumbuh sebagai bunga hias yang biasa berada dalam taman – taman kota yang menunjukan keindahannya kepada setiap orang, berbeda dengan dandelion yang hidup dan tumbuh di sekeliling ilalang yang jauh dari orang dan ilalang itu yang senantiasa menyembunyikannya dalam rerumputan , tetapi keindahannya tak akan pernah tertutupi sekalipun ilalang telah menjadi bunga matahari.Dandelion tak akan mampu melawan angin yang akan terus berhembus menerbangkannya dan merubahnya menjadi suatu batang yang tegak. Tidak ada yang tau kemana angin akan membawa kelopak dandelion itu hanya kelopak dan anin yang tau kemana akan membawanya, tetapi suatu saat dandelion akan umbuh kembali seperti bunga yang cantik meskipun setiap kali angin akan menggugurkannya dan ilalang menyembunyikannya dalam senja. (source)
dandelion senja
ada juga ini:
Bunga dandelion ini tumbuh di tempat yang ga terduga. Kemana angin ngebawa dia, itulah tempat dia tumbuh. Setelah tumbuh, tiba waktunya untuk mekar, ia merekahkan semua bunganya sehingga orang orang dapat melihat bahwa ia sedang berbunga bunga. Saat masa hidupnya selesai ia pun dapat menerbangkan semua bunganya, terasa begitu indah dan menenangkan. Membawa suasana nyaman bagi semua orang disekitarnya.
Setiap hembusan angin dapat menerbangkan semuanya perlahan, semuanya tetap terlihat menarik dan mempesona walaupun si bunga pergi satu persatu. Dan dandelion pun tak berbunga lagi. Ia menunggu, untuk dapat merekah lagi, ataupun mati.(source)
dandelion
sekarang,… aku inget aa. setiap kebaikannya, setiap penyesalan yang aku rasain aku inget aa. rasanya pengen balik lagi ke masa lalu. dan menikmati setiap kebersamaan keluarga. tapi coba apa hubungannya sama filosofi dandelion? hahaha…
yang jelas, aku ingin melepas penat sejenak. duduk-duduk di padang ilalang, tiduran di bawah pohon, lalu meniup dandelion. tenang rasanya… mungkin nanti, di sana, baru bisa terwujud. kalo amalanku bagus…
itu saja. jadi ngga ada kesimpulannya. hahaha
Komentar
Posting Komentar