BEIB…AKU SAKAU (CiNta Banget Gitu LOH)
“Sesakit apapun, jangan pernah cinta ini menjadi nyata. Hanya karena tak ingin semua berakhir sia-sia. Biarlah menjadi mimpi, jika itu akhirnya.”
Ini adalah sebaris cerita tentang sakau dalam cinta, kesepian yang merontokkan logika waras, kebisuan + ketidakberdayaan, cinta yang terpasung dalam asa semu dan tentang jiwa yang lagi NGAREP DOTCOM ; mendamba seorang gadis cantik datang dan rela dijadikan pacar. Semua peristiwa yang terjadi dari A sampai Z, 60 % adalah kisah nyata. Sisanya adalah bumbu penyedapnya.
“Satu-satunya kesalahanku adalah mencintaimu.”
Tapi sungguh, “Aku telah jatuh cinta. Terlalu sakit, memang. Tapi aku ingin tetap dalam kesakitan.”
Dalam cerita ini, Bintang Aksa Saputra jatuh cinta setengah mati pada Bulan Ayu Safitri. Selama hampir enam bulan, Bintang telah menunjukkan segala bentuk ekspresi cintanya. Tapi tetap saja, Bulan juga bergeming dan menerima cintanya. Padahal, Bintang dan Bulan telah begitu dekat sebagai dua orang yang sama-sama memberikan perhatian. Tapi, Bulan malah jatuh cinta pada Randy, seorang cowok yang menjadi lawan mainnya di sebuah sinetron. Bulan merasa yakin, pada Randy lah getar cintanya tertuju.
“Ketidakpastian adalah hal terburuk dalam logika penantian.”
Kecewa? Pastinya, Bintang merasakan hal itu. Tapi seperti tak kenal lelah, Bintang tetap saja menunggu Bulan. Cowok yang sehari-hari berprofesi sebagai fotografer itu tak mau juga menyadari kalau pujaan hatinya telah menjadi kekasih orang lain. Sampai akhirnya, Bintang bertemu dengan Yuki Ananta, cewek keturunan Jepang yang ia kenal selama liburan di Bali. Mereka pun jadian karena sama-sama jomblo dan merasa ada kecocokan hati. Sayang, pertalian cinta itu hanya bertahan selama dua bulan karena sebuah kecelakaan telah merenggut nyawa Yuki. Bintang sendiri lagi.
Setelah empat bulan larut dalam kesedihan, Bintang kembali bertemu dengan Bulan di sebuah sesi pemotretan iklan. Disitulah, getar cintanya yang tertunda tumbuh kembali. Di sisi lain, ketika pertemuan itu terjadi, Bulan ternyata telah putus dari Randy. Lewat dua bulan setengah, kedekatan Bintang dan Bulan nyaris seperti layaknya orang yang tengah berpacaran. Tapi, status kekasih belum juga menemukan titik terang. Masih tetap samar dan belum ada kejelasan. Bintang masih harus terus menunggu waktu, kapan Bulan akan menerimanya sebagai cowoknya. Kapan?
“Tak ada salahnya bukan, mendamba asa diayun ketiadaan. Hampa, mengulum adamu dalam pedih.”
Sebuah ciuman sepersekian detik, seperti menjadi tanda Bintang dan Bulan akan menyatu dalam satu ikatan cinta. Benarkah di situ Bintang akan menemukan Bulan sebagai cinta sejatinya? Lewat satu setengah tahun, Bintang tetap menunggu dan menunggu. Segala puisi keindahan telah ia tumpahkan habis tanpa sisa. Apakah penantian itu akan menemui titik pengakhirannya?.
“Masuklah dalam hujan. Meskipun aku berpayung, aku bukanlah satu-satunya yang kebasahan. Masuklah dalam cinta, meskipun aku mencintai, aku bukanlah satu-satunya yang terhempas.”
Ini adalah sebaris cerita tentang sakau dalam cinta, kesepian yang merontokkan logika waras, kebisuan + ketidakberdayaan, cinta yang terpasung dalam asa semu dan tentang jiwa yang lagi NGAREP DOTCOM ; mendamba seorang gadis cantik datang dan rela dijadikan pacar. Semua peristiwa yang terjadi dari A sampai Z, 60 % adalah kisah nyata. Sisanya adalah bumbu penyedapnya.
“Satu-satunya kesalahanku adalah mencintaimu.”
Tapi sungguh, “Aku telah jatuh cinta. Terlalu sakit, memang. Tapi aku ingin tetap dalam kesakitan.”
Dalam cerita ini, Bintang Aksa Saputra jatuh cinta setengah mati pada Bulan Ayu Safitri. Selama hampir enam bulan, Bintang telah menunjukkan segala bentuk ekspresi cintanya. Tapi tetap saja, Bulan juga bergeming dan menerima cintanya. Padahal, Bintang dan Bulan telah begitu dekat sebagai dua orang yang sama-sama memberikan perhatian. Tapi, Bulan malah jatuh cinta pada Randy, seorang cowok yang menjadi lawan mainnya di sebuah sinetron. Bulan merasa yakin, pada Randy lah getar cintanya tertuju.
“Ketidakpastian adalah hal terburuk dalam logika penantian.”
Kecewa? Pastinya, Bintang merasakan hal itu. Tapi seperti tak kenal lelah, Bintang tetap saja menunggu Bulan. Cowok yang sehari-hari berprofesi sebagai fotografer itu tak mau juga menyadari kalau pujaan hatinya telah menjadi kekasih orang lain. Sampai akhirnya, Bintang bertemu dengan Yuki Ananta, cewek keturunan Jepang yang ia kenal selama liburan di Bali. Mereka pun jadian karena sama-sama jomblo dan merasa ada kecocokan hati. Sayang, pertalian cinta itu hanya bertahan selama dua bulan karena sebuah kecelakaan telah merenggut nyawa Yuki. Bintang sendiri lagi.
Setelah empat bulan larut dalam kesedihan, Bintang kembali bertemu dengan Bulan di sebuah sesi pemotretan iklan. Disitulah, getar cintanya yang tertunda tumbuh kembali. Di sisi lain, ketika pertemuan itu terjadi, Bulan ternyata telah putus dari Randy. Lewat dua bulan setengah, kedekatan Bintang dan Bulan nyaris seperti layaknya orang yang tengah berpacaran. Tapi, status kekasih belum juga menemukan titik terang. Masih tetap samar dan belum ada kejelasan. Bintang masih harus terus menunggu waktu, kapan Bulan akan menerimanya sebagai cowoknya. Kapan?
“Tak ada salahnya bukan, mendamba asa diayun ketiadaan. Hampa, mengulum adamu dalam pedih.”
Sebuah ciuman sepersekian detik, seperti menjadi tanda Bintang dan Bulan akan menyatu dalam satu ikatan cinta. Benarkah di situ Bintang akan menemukan Bulan sebagai cinta sejatinya? Lewat satu setengah tahun, Bintang tetap menunggu dan menunggu. Segala puisi keindahan telah ia tumpahkan habis tanpa sisa. Apakah penantian itu akan menemui titik pengakhirannya?.
“Masuklah dalam hujan. Meskipun aku berpayung, aku bukanlah satu-satunya yang kebasahan. Masuklah dalam cinta, meskipun aku mencintai, aku bukanlah satu-satunya yang terhempas.”
Komentar
Posting Komentar