dandelion filosofi
DANDELION!!!
ya kata ini terucapkan ketika saya mulai berpikir tentang benda yang tidak bernilai apa-apa di alam semesta yang luas ini, dia adalah Dandelion,,,
rasa-rasanya kata-kata ini mengingatkan pada suatu bunga liar yang tumbuh di pinggiran jalan, ya bunga ilalang,,, agak berbeda dengan dandelion…
waktu kecil saya tumbuh di lingkungan pedesaan, di sebuah rumah kayu di tepi hutan, dimana hamparan sawah milik kakek menjadi halaman bermain sehari-hari… tiap pagi saya gemar bertualang masuk kehutan menyeberang aliran-aliran sungai dangkal dan menangkap ikan. rutinitas itu saya lakukan ketika saya baru bisa mengingat sesuatu dengan jelas yaitu pada usia 4-5 tahunan.
Saya coba memutar kembali ingatan 18 tahun silam dimana saya pulang saat senja melewati punggungan setapak sawah yang di kiri kanan nya ditumbuhi ilalang. Mungkin saat itu saya belum bisa mendefinisikan apa itu keindahan, yang saya ketahui, saya cukup bahagia melihat senja dari balik ilalang.
di lain waktu ketika saya mulai beranjak remaja, tempat tinggal saya bukan lagi tepian sawah dan hutan, melainkan pembukaan kota dan perkomplekan. Saya yang sedang bergairahnya menjajaki usia bermain keluyuran, bertemanan sampai lupa waktu… tapi ada hal yang kembali mengingatkan saya tentang apa itu kebahagian,,, Dandelion… ya sekali lagi kata Dandelion yang terlintas di otak sebelum menuju penggambaran bunga ilalang…
Di pinggiran kota tempat saya tinggal pada tahun-tahun tersebut masih ada ilalang yang tumbuh liar di tepi jalan,,, sejenak terlintas kembali memori kekanak-kanakan saya, kali ini saya cukup lama mengamati, ternyata bunga ilalang memang tak ada gunanya,,, dia hanya melambai-lambai ketika tertiup angin, dan mungkin terpaksa terbang mengikutinya bila angin yang berhembus semakin kencang…
dan kemudian, lamunan dan ingatan saya terputus,,, saya tidak lagi berada pada memori kekanakan-kanakan atau usia remaja, tapi disinilah saya menjadi pribadi yang diharuskan oleh zaman untuk menjadi dewasa baik umur maupun sikap.
beberapa minggu yang lalu saya kembali terkenang akan memori-memori itu, ketika saya melakukan perjalanan pulang melewati pinggiran desa tempat masa kecil saya dulu yang sekarang di sulap bukan lagi menjadi jalan setapak yang sunyi,melainkan jalan umum aspal penghubung antara kota dan kabupaten…
ketika itu saya melihat kembali bunga itu, dia meliuk-liuk diterpa angin menunjukan kekuatan akarnya, kemudian sebagian yang lainnya terbang terbawa angin dan jatuh di tanah lainnya. entah mengapa rasanya terlempar kembali pada titik kebahagiaan yang paling sederhana yang hampir memudar…
saat ini saya duduk di depan meja kerja pada pukul 03.12 dini hari, saya mencoba menggambarkan beberapa memori ingatan saya, di temani fruit tea botolan, pisang, dan gorengan sisa kemaren siang… lama saya memikirkan apa yang ingin dituliskan selanjutnya, saya browsing di internet dan menuliskan kata kunci Bunga Ilalang… yang muncul adalah malah gambar-gambar siluet yang indah dandelion berhadapan dengan senja…
saya yakin dandelion ini mempunyai filosofi yang kuat, hingga setiap kali saya menggambarkannya dalam otak, saya terhubung pada memori-memori zaman dulu…
kembali saya pikirkan mengenai filosofi hal terkecil tersebut…
pertama, dandelion adalah bunga yang tidak seindah mawar dan seharum melati, saya perkiraan ini adalah bermakna sederhana dan apa adanya, dia tidak berlebih-lebihan… ya mungkin begitu kira-kira…
kedua, ternya dandelion mempunyai akar yang kuat yang menghujam kebumi,,, mungkin ini lambang kekuatan pendirian, berpegang teguh pada prinsip
ketiga, dandelion mengikuti kemana angin meniupkan dan menerbangkannya kemudian menjatuhkan nya keberbagai tempat, hal ini bisa dimaknai kemampuan mengikuti dan beradaptasi pada lingkungannya, apabila dia dipaksa untuk diterbangkan angin, dia akan terbang mengikutinya, dan setelah dia jatuh di tanah yang gersang dengan keyakinan penuh dia akan menumbuhkan ratusan atau bahkan ribuan dandelion yang lain, sikap optimis yang dimilikanya dan ketahanan beradaptasi pada lingkungan yang seperti apapun.
yang terakhir mungkin dandelion tidak mempunyai keindahan apa-apa, dia hanya menampakan keindahannya dan memberikan kebahagiaan yang sederhana bagi orang-orang yang singgah kemudian mengamatinya dengan seksama, dan berpikir bahwa di alam semesta yang luas dengan jutaan miliyar bintang-bintang galaksi di atas sana, bahwa dandelion adalah kebahagiaan yang sangat sederhana.
jadi semalaman ini saya ngelantur tidak jelas entah membicarakan dandelion,bunga ilalang, atau memori masa kec
ya kata ini terucapkan ketika saya mulai berpikir tentang benda yang tidak bernilai apa-apa di alam semesta yang luas ini, dia adalah Dandelion,,,
rasa-rasanya kata-kata ini mengingatkan pada suatu bunga liar yang tumbuh di pinggiran jalan, ya bunga ilalang,,, agak berbeda dengan dandelion…
waktu kecil saya tumbuh di lingkungan pedesaan, di sebuah rumah kayu di tepi hutan, dimana hamparan sawah milik kakek menjadi halaman bermain sehari-hari… tiap pagi saya gemar bertualang masuk kehutan menyeberang aliran-aliran sungai dangkal dan menangkap ikan. rutinitas itu saya lakukan ketika saya baru bisa mengingat sesuatu dengan jelas yaitu pada usia 4-5 tahunan.
Saya coba memutar kembali ingatan 18 tahun silam dimana saya pulang saat senja melewati punggungan setapak sawah yang di kiri kanan nya ditumbuhi ilalang. Mungkin saat itu saya belum bisa mendefinisikan apa itu keindahan, yang saya ketahui, saya cukup bahagia melihat senja dari balik ilalang.
di lain waktu ketika saya mulai beranjak remaja, tempat tinggal saya bukan lagi tepian sawah dan hutan, melainkan pembukaan kota dan perkomplekan. Saya yang sedang bergairahnya menjajaki usia bermain keluyuran, bertemanan sampai lupa waktu… tapi ada hal yang kembali mengingatkan saya tentang apa itu kebahagian,,, Dandelion… ya sekali lagi kata Dandelion yang terlintas di otak sebelum menuju penggambaran bunga ilalang…
Di pinggiran kota tempat saya tinggal pada tahun-tahun tersebut masih ada ilalang yang tumbuh liar di tepi jalan,,, sejenak terlintas kembali memori kekanak-kanakan saya, kali ini saya cukup lama mengamati, ternyata bunga ilalang memang tak ada gunanya,,, dia hanya melambai-lambai ketika tertiup angin, dan mungkin terpaksa terbang mengikutinya bila angin yang berhembus semakin kencang…
dan kemudian, lamunan dan ingatan saya terputus,,, saya tidak lagi berada pada memori kekanakan-kanakan atau usia remaja, tapi disinilah saya menjadi pribadi yang diharuskan oleh zaman untuk menjadi dewasa baik umur maupun sikap.
beberapa minggu yang lalu saya kembali terkenang akan memori-memori itu, ketika saya melakukan perjalanan pulang melewati pinggiran desa tempat masa kecil saya dulu yang sekarang di sulap bukan lagi menjadi jalan setapak yang sunyi,melainkan jalan umum aspal penghubung antara kota dan kabupaten…
ketika itu saya melihat kembali bunga itu, dia meliuk-liuk diterpa angin menunjukan kekuatan akarnya, kemudian sebagian yang lainnya terbang terbawa angin dan jatuh di tanah lainnya. entah mengapa rasanya terlempar kembali pada titik kebahagiaan yang paling sederhana yang hampir memudar…
saat ini saya duduk di depan meja kerja pada pukul 03.12 dini hari, saya mencoba menggambarkan beberapa memori ingatan saya, di temani fruit tea botolan, pisang, dan gorengan sisa kemaren siang… lama saya memikirkan apa yang ingin dituliskan selanjutnya, saya browsing di internet dan menuliskan kata kunci Bunga Ilalang… yang muncul adalah malah gambar-gambar siluet yang indah dandelion berhadapan dengan senja…
saya yakin dandelion ini mempunyai filosofi yang kuat, hingga setiap kali saya menggambarkannya dalam otak, saya terhubung pada memori-memori zaman dulu…
kembali saya pikirkan mengenai filosofi hal terkecil tersebut…
pertama, dandelion adalah bunga yang tidak seindah mawar dan seharum melati, saya perkiraan ini adalah bermakna sederhana dan apa adanya, dia tidak berlebih-lebihan… ya mungkin begitu kira-kira…
kedua, ternya dandelion mempunyai akar yang kuat yang menghujam kebumi,,, mungkin ini lambang kekuatan pendirian, berpegang teguh pada prinsip
ketiga, dandelion mengikuti kemana angin meniupkan dan menerbangkannya kemudian menjatuhkan nya keberbagai tempat, hal ini bisa dimaknai kemampuan mengikuti dan beradaptasi pada lingkungannya, apabila dia dipaksa untuk diterbangkan angin, dia akan terbang mengikutinya, dan setelah dia jatuh di tanah yang gersang dengan keyakinan penuh dia akan menumbuhkan ratusan atau bahkan ribuan dandelion yang lain, sikap optimis yang dimilikanya dan ketahanan beradaptasi pada lingkungan yang seperti apapun.
yang terakhir mungkin dandelion tidak mempunyai keindahan apa-apa, dia hanya menampakan keindahannya dan memberikan kebahagiaan yang sederhana bagi orang-orang yang singgah kemudian mengamatinya dengan seksama, dan berpikir bahwa di alam semesta yang luas dengan jutaan miliyar bintang-bintang galaksi di atas sana, bahwa dandelion adalah kebahagiaan yang sangat sederhana.
jadi semalaman ini saya ngelantur tidak jelas entah membicarakan dandelion,bunga ilalang, atau memori masa kec
Komentar
Posting Komentar