kalau toh iya
Kalau toh iya, aku terlalu bersandar pada mungkin yang ada dihidupku, aku pasti menjadi manusia krusial yang akan di tambah kurangkan, tak pasti nilainya, fluktuatif dan amat tak tentu.
Dan, kalau toh iya, lagi-lagi aku berbohong pada diriku, mungkin kali ini aku akan benar-benar jujur di depanmu, tentunya sambil menundukkan kepala, iya,,,"masih" dan "tetap sama" seterusnya "tak ada yang berbeda".
Dan kalau toh iya lagi, lagi-lagi mengapa hari ini aku bahagia sekaligus ingin salto guling-guling kayang dan sebagaimana eksyen bahagiaku, dalam hitungan detik semua jadi porak poranda hancur adanya karena aku tak terlalu mampu menahan bahwa aku masih mencintaimu.
Kalau ini "iya" tanpa ada "toh", jawaban yang kou berikan aku sudah bisa berfirasat adanya, aku akan menangis dan lagi-lagi aku yang harus mengusap air mataku sendiri, menurutku tidak ada kisah paling haru selain adegan harus menangis karenamu dan lagi-lagi harus aku sendiri yang mengusap air mataku, kou tahu aku terluka, mengapa waktu tak pernah berpihak kepadaku. Aku sadar, aku benar mulai lelah.
Dan lagi-lagi yang mampu aku lakukan adalah memejamkan mataku, banyak waktuku tersita untuk melayang ke alam mimpi, aku takut terbangun, sungguh aku takut, aku takut mengahdapi kenyataan bahwasanya aku pura-pura mampu. Dann kou tahu alasan sebenarnya aku lama-lama tidur, aku berharap bisa menemuimu, bisa membicarakan ini semua kepadamu, dan tak ada yang tak mungkin kita lakukan di alam bawah sadar, aku bisa berhayal bebas tanpa ada yang mampu menghalangi selain terbangun, aku berharap tak kebelet pipis atau ada yang membangunkanku
Komentar
Posting Komentar