Grow a day older
“Seharusnya kita lakukan saja semalam.” Lelaki itu meneleponku lagi hanya untuk mengatakan hal itu. Tadi dia sudah menelepon, bilang bahwa dia sedang keluar untuk makan siang. Aku tidak bisa menahan senyumku. “Kenapa?” “Nggak sepadan dengan rasa sakit dan kaku ini. Ampun, tanganku sakit banget.” Kami berdua tertawa dan menutup telepon setelah saling mengucapkan kata-kata manis, seperti “jaga diri” atau “santai saja, sayang” atau “semoga harimu baik”. Ini bukan gayaku, tapi tanpa disadari dia sudah mengajariku hal ini hanya dengan menjadi dirinya sendiri—pemuda yang memang sopan dan penuh pertimbangan. Perilakunya yang bak pangeran menawan telah menulariku. Masih ada sisi pahit yang kami bagi dari waktu ke waktu, dan itulah yang paling kusukai dari hubungan kami. Bagiku, potongan cokelat terbaik haruslah manis dan pahit, tidak sepenuhnya manis, dan jelas tidak sepenuhnya pahit, karena kalau begitu jadi tidak seru. Kami ini seperti dark chocolate yang bisa di...